Ini cerita kemarin, pas main di rumah temen, sebut saja dia Orge.
Kita main game PES (Pro Evolution Soccer) 2011, dua lawan dua (dua orang satu tim). Saat itu aku dan seorang teman sebut saja Rehan memakai Chelsea, melawan teman sebut saja Ojan dan Waka yang memakai Real Madrid.
Aku adalah manusia yang paling copo dalam bermain game, tetapi saat ini aku mendapatkan sedikit keberuntungan. Sepanjang pertandingan, aku dan Rehan terus bertahan, meskipun aku copo, tapi aku sering bermain curang dengan menyelengkat (sliding tackle) musuh, tetapi tetap berusaha agar tidak mendapat kartu, begitu juga Rehan. Musuh tidak bisa menembus pertahanan kami yang begitu ketat, sampai babak pertama berakhir, kedudukan masih 0-0.
Babak kedua dimulai, aku dan Rehan tetap bermain sama seperti babak pertama, dan hasilnya, tetap musuh tidak bisa menembus pertahanan kita. Meskipun berhasil sampai ke depan gawang, tapi entah mengapa tendangan mereka selalu ditangkap oleh kiper, menabrak tiang gawang, atau melenceng dari gawang. Orge melawak sambil mengejek Rehan dengan menyebut kehokian tersebut sebagai kekuatan tiang. Sampai babak kedua berakhir, skor tetap 0-0, sehingga dilanjutkan dengan 2x15 menit babak tambahan.
Sepanjang pertandingan, di timku sudah terkena 2 kartu merah, semua pemain tengah, sampai-sampai pemain tengah hanya tinggal satu, kami tidak memerdulikan itu, karena yang penting adalah pemain belakang untuk menyikat penyerang lawan. Di Pihak lawan, sudah ada 2 pemain yang cedera karena ulah kami, yakni Christiano Ronaldo dan Kaka. Kami semua tertawa terbahak-bahak saat pemain yang cedera itu memegang pinggangnya seperti orang sedang encok, apalagi aku dan Rehan, kami tertawa puas melihat pemain-pemain itu cedera.
Akhirnya pertandingan berakhir tanpa gol dan dilanjutkan dengan adu penalti. Adu penalti ini sangat menegangkan (jengjengjengjeng), karena nggak ada yang bisa pinalti di PES 2011 ini, jadi hanya mengandalkan kehokian semata. Aku jadi penendang dan Rehan yang jadi Kiper. tendanganku tak masuk-masuk dari tendangan ke-2 sampai tendangan ke-7, begitu juga dengan lawanku. Tetapi di tendangan ke-8, aku berhasil memasukkan bola yang menjadi tendangan penentu pembawa kemenangan. Ini adalah kemenanganku di rumah Orge yang ke-2, setelah sebelumnya menang setim bersama Orge yang kemenangannya juga saat adu pinalti.
Memang tak hanya skill yang menunjukkan kemampuan, tapi juga faktor kehokian, waspadalah! waspadalah! (ganyambung cuy jayus amat dah, udah sana abangnya pulang)

0 komentar:
Post a Comment